Pasar Kranggan terpilih menjadi pasar pertama dampingan Sekolah Pasar Rakyat (SPR) oleh Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) UGM setelah melalui proses diskusi dengan berbagai pihak dan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Pasar Kranggan ini berlokasi di dekat Tugu yang menjadi simbol budaya Yogyakarta. Bersama puluhan mahasiswa dari berbagai latar belakang disiplin ilmu, PSEK UGM mulai mewujudkan gagasan tentang pendidikan untuk pedagang pasar. Upaya ini ditempuh untuk mewujudkan praktik Ekonomi Kerakyatan di Pasar.
Pada bulan Januari 2012, tim SPR melakukan kajian sebagai kegiatan pembuka sebelum dimulainya Sekolah Pasar. Dalam kegiatan kajian ini dilakukan wawancara dan diskusi dengan pedagang dan koperasi di Pasar Kranggan untuk mengetahui potensi, permasalahan, dan tanggapan atas rencana Sekolah Pasar. Selain itu, dilakukan juga diskusi terbuka yang melibatkan beberapa pihak terkait. Salah satu hasil penting dari kajian tersebut adalah Kurikulum Sekolah Pasar Kranggan yang menjadi dasar bagi pelaksanaan Sekolah Pasar.
Kelas Pasar dan Klinik Pasar menjadi kegiatan utama dalam Sekolah Pasar. Kelas pasar adalah program pertemuan rutin yang bersifat klasikal dan diskusi. Kelas pasar berlangsung selama 8 – 12 kali pertemuan dengan 12 materi yang diajarkan. Materi dalam kelas pasar diperoleh dari kajian yang terbagi menjadi dua yakni materi umum dan materi khusus. Materi umum adalah materi yang selalu ada dalam seluruh Sekolah Pasar. Materi khusus adalah materi yang disesuaikan dengan kondisi pada masing-masing pasar. Pemateri dalam Kelas Pasar Kranggan berasal dari berbagai kalangan seperti akademisi, praktisi, hingga politisi. Untuk lebih dekat dengan pedagang, dilakukanlah kegiatan Klinik Pasar dengan menerjunkan para relawan. Mereka mengikuti proses berjualan sekaligus mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pedagang untuk mengembangkan pasar. Kegiatan ini dibedakan menjadi dua kelompok sasaran, yakni Klinik Pasar untuk pedagang dan Klinik Pasar untuk Koperasi Pasar.
Klinik pasar untuk pedagang pasar bertujuan untuk mengaplikasikan materi Kelas Pasar seperti penataan barang dagangan dan pelayanan konsumen. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menggali permasalahan dan kebutuhan pedagang secara personal. Selain untuk pedagang, Klinik Pasar juga diberikan kepada Koperasi Pasar Rukun Agawe Santosa yang menaungi pedagang Pasar Kranggan. Koperasi yang telah berdiri sejak 1989 pada tahun 2012 telah memiliki omzet sebesar Rp1,5 miliar per tahun dengan kegiatan usaha utama adalah simpan pinjam. Meski memiliki omzet miliaran rupiah, namun pencatatan keuangan saat itu masih manual dan hanya mengandalkan 2 orang sebagai pengelola koperasi. Oleh karena itu, tim SPR mencoba untuk mengenalkan pencatatan keuangan yang lebih modern melalui Klinik Pasar. Tim SPR mengajari dan mendampingi pengurus koperasi dalam menjalankan program akuntansi koperasi. Pengenalan Teknologi Informasi ini diharapkan dapat memperbaiki pencatatan keuangan koperasi.
Pada dasarnya, tujuan diadakannya Sekolah Pasar adalah untuk memperbaiki pengelolaan pasar tradisional. Para pedagang dan warga pasar lain didorong untuk bekerjasama dalam memajukan pasar mereka. Selain itu, Sekolah Pasar Rakyat juga menggandeng beberapa pihak terkait seperti pemerintah dan akademisi untuk mendukung kemajuan Pasar Rakyat. Pasar Kranggan menjadi pasar dampingan pertama bagi PSEK UGM dan Tim SPR. Dari sinilah model Sekolah Pasar Rakyat mulai diaplikasikan dan kemudian direplikasi ke beberapa pasar lain. Hingga saat ini sudah cukup banyak pasar di beberapa daerah yang dikunjungi PSEK UGM dan tim SPR baik untuk kajian maupun intervensi Sekolah Pasar. Beberapa waktu lalu, tim Peneliti PSEK UGM dan SPR melakukan kunjungan ke Sumatera Barat untuk mendalami Pasar Rakyat di sana. Kunjungan tersebut menjadi bagian dari proses penyempurnaan Model Sekolah Pasar Rakyat agar dapat diaplikasikan ke berbagai daerah di Indonesia.