Sekolah Pasar Rakyat (SPR) Trenggalek terselenggara atas kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) Universitas Gadjah Mada. Program yang dilaksanakan pada tahun 2016 ini berlokasi di Pasar Burung Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Komoditas utama di Pasar Burung adalah burung, makanan burung, sangkar, aksesoris burung, sepeda kayuh, suku cadang motor, bengkel, dan aksesoris motor. Salah satu alasan pihak Pemerintah Daerah memandatkan Program Sekolah Pasar di Pasar Burung adalah kondisi Pasar Burung yang memiliki permasalahan yang cukup kompleks yakni adanya konflik antar kelompok pedagang. Oleh karena itu sebelum pelaksanaan SPR dimulai, tim dari PSEK UGM melakukan kajian untuk mengidentifikasi permasalahan yang sebenarnya terjadi. Kajian dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada pedagang pasar burung Trenggalek. Hasil kajian kemudian dibahas dalam workshop kurikulum dengan melibatkan pakar/ahli di PSEK UGM. Selanjutnya dari pembahasan tersebut disusun kurikulum Sekolah Pasar Rakyat di Pasar Burung Trenggalek. Kurikulum SPR ini didasarkan pada model pengelolaan pasar yang sudah diimplementasikan di beberapa pasar dampingan PSEK UGM sebelumnya.
Model pengelolaan pasar yang diusulkan adalah model pengelolaan pasar secara kolektif oleh koperasi pasar yang bermitra dengan Pemerintah Daerah/Desa. Dimensi pengelolaan pasar meliputi: dimensi intelektual yang ditunjukkan dengan keberadaan Sekolah Pasar dan media pasar, dimensi institusional yang ditunjukkan dengan keberadaan musyawarah, jaminan sosial, jejaring, dan penjagaan nilai sosial budaya lokal, serta dimensi material yang ditunjukkan dengan pengelolaan produk lokal, aset (properti), teknologi, pembiayaan, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pasar oleh koperasi pasar. Secara umum, pelaksanaan kegiatan SPR di Pasar Burung Trenggalek ini terbagi menjadi dua kegiatan utama yakni kelas pasar dan klinik pasar.
Kelas pasar merupakan program pertemuan rutin yang bersifat klasikal dan diskusi. Kelas pasar berlangsung selama beberapa bulan dan terbagi dalam 12 materi. Di dalam kelas pasar inilah pedagang dan koperasi melakukan diskusi bersama Sekolah Pasar. Materi dalam kelas pasar diperoleh dari kajian yang terbagi menjadi dua yakni materi umum dan materi khusus. Materi umum adalah materi yang selalu ada dalam seluruh Sekolah Pasar. Materi khusus adalah materi yang disesuaikan dengan kondisi pada masing-masing pasar. Ada beberapa metode yang digunakan dalam pelaksanaan kelas pasar yaitu metode klasikal, diskusi, Participatory Action Research (PAR), curah pendapat, dan simulasi. Selain di area Pasar Burung Trenggalek, kelas pasar juga diselenggarakan di beberapa tempat lain seperti: Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Trenggalek, dan Hotel Abadi Yogyakarta. Saat kunjungan ke Yogyakarta, peserta SPR di Pasar Burung Trenggalek diajak untuk melakukan studi lapang di Pasar Klithikan Yogyakarta.
Sedangkan Klinik Pasar adalah pendampingan teknis kepada pedagang pasar terkait kegiatan mereka di pasar. Klinik pasar tidak selalu berisikan diskusi klasikal, klinik pasar mengalir bersamaan dengan temuan tim Sekolah Pasar saat mendampingi para pedagang. Tim Sekolah Pasar melakukan pendampingan langsung pada pedagang maupun koperasi selaku kelembagaan yang ada di pasar untuk bersama-sama memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh pedagang maupun koperasi. Materi dalam klinik pasar diperoleh dari kajian dan hasil diskusi dalam kelas pasar. Materi klinik pasar pada Sekolah Pasar Burung Kabupaten Trenggalek terdiri dari delapan materi yang dibentuk dari tujuh prinsip koperasi serta satu materi penyusunan rencana tindak lanjut.
Setelah diadakan Sekolah Pasar, hubungan antar pedagang jadi lebih akrab dan makin kompak. Hal ini disebabkan karena tingginya intensitas mereka bertemu dan bertukar pikiran baik di kegiatan kelas pasar maupun klinik pasar. Setelah mendapat materi mengenai fungsi dan manfaat adanya kelembagaan pasar jumlah anggota koperasi pasar meningkat cukup signifikan. Pada awalnya anggota koperasi hanya berjumlah 27 orang namun setelah adanya Sekolah Pasar jumlah anggota koperasi menjadi 44 orang. Selain itu pengurus koperasi juga lebih baik dalam menjalankan usaha koperasinya karena mendapat pengetahuan baru saat mengikuti Sekolah Pasar. Mereka mengetahui bagaimana membuat administrasi koperasi yang baik, mengelola keuangan koperasi hingga membuat promosi untuk koperasi.
Program Sekolah Pasar di Pasar Burung Trenggalek hanya berlangsung selama beberapa bulan saja. Setelah itu, para pedagang akan melanjutkan rutinitasnya tanpa dampingan dari tim Sekolah Pasar. Pelaksanaan pengelolaan pasar pasca Sekolah Pasar adalah sepenuhnya tanggung jawab dan wewenang pedagang dan pihak terkait. Sejatinya sekolah adalah sebuah proses, mengubah dari buruk menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik lagi. Apakah agen perubahan akan melaksanakan pemahaman mereka, hanya mereka sendiri yang tahu.