Dr. Saridan dari University of Technology Mara, UiTM, Syah Alam Malaysia mengunjungi Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM (PSEK) untuk merintis kerjasama penelitian. Salah satu topik menarik yang akan dikembangkan dalam kerjasama menyangkut ekonomi kebencanaan. Selama dua hari, Tgl 2-3 September 2019, Dr. Saridan didampingi oleh peneliti PSEK, Puthut Indroyono dan pendamping desa, Slamet Nursanto, mengunjungi beberapa UMKM Di Bantul, korban gempa bumi tahun 2006. Tujuannya kunjungan untuk menggali pengalaman bagaimana UMKM melakukan business recovery pasca gempa.
Seperti yang dialami oleh Bu Sadiyem (50th), seorang pelaku home-industry berupa pembuatan criping pisang di dusun Karang rejek, Kelurahan Karang Talun, kecamatan Imogiri, Bantul. Trauma yang dialami oleh Ibu dari tiga anak ini, sempat membuatnya hampir putus asa dan sulit untuk menerima cobaan dari Tuhan. Usaha yang dirintisnya sejak lama (1997) beserta rumah tempatnya bernaung hancur rata dengan tanah, saat gempa 5,9 skala Richter yang berpusat di wilayah Imogiri tersebut. Hampir dua tahun bisnisnya berhenti, keluarganya kesulitan mendapatkan pemasukan untuk biaya hidup. Berangsur-angsur ekonomi keluarganya mulai pulih dan saat ini ia bersyukur bisnisnya telah kembali pulih, ekonomi keluarganya kembali normal, bahkan criping pisang aneka rasa juga telah kembali tersebar di banyak banyak tempat sampai ke luar kota Yogyakarta.
Demikian juga, Ibu Ismi, di desa Krebet, Bantul. Meskipun dampak gempa bumi tidak separah seperti di wilayah Imogiri, dampak ekonomi tetap dirasakan. Ketika ditanya mengapa ia tetap kekeuh untuk melanjutkan bisnis pembuatan kerajinan batik kayu, selain karena tidak banyak pilihan pekerjaan atau usaha di bidang yang lain, ia memiliki keahlian dan kecintaan pada seni membatik. Menurut Ibu, yang putra pertamanya telah menamatkan pendidikan di SMK tersebut, ia pingin juga berkontribusi melestarikan budaya.
Malam sebelumnya, Dr. Saridan sempat dijamu makan malam di Cengkir Resto, dibersamai oleh Catur Sugiyanto, Ambar Pertiwiningrum, Puthut Indroyono dan 2 asisten peneliti (PI).