UC- UGM, Jumat, 30 Agustus 2019, Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) mengadakan workshop konsinyering bertema: Persiapan Pembentukan Twin Center/UNESCO Chairs and Leadership Academy, dengan focus pada pengembangan ekonomi lokal. Gagasan dan institusionalisasi inisiatif tersebut diharapkan menjadi wujud kontribusi UGM dalam mencari solusi memecahkan persoalan-persoalan strategis bangsa Indonesia, termasuk bangsa-bangsa lain di dunia.
Prof. Dr. Catur Sugiyanto, yang menjadi Ketua Tim Pelaksana yang mendapat mandat dari UGM, menyatakan, bahwa : Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (dulu bernama Pusat Studi Ekonomi Pancasila), yang telah berdiri tahun 2003, telah memiliki modalitas yang memadai, baik dari segi topik-topik penelitian yang telah dikembangkan yang menyasar berbagai sector dan kewilayahan di Indonesia, untuk memberi sumbangsih bagi pengembangan kajian solutif yang berguna bagi manusia baik di Indonesia maupun bangsa-bangsa lain di dunia yang memiliki permasalahan yang sama. Kajian-kajian tersebut akan berguna jika bisa dibangun kanal-kanal pengetahuan yang dapat diakses secara luas, baik melalui media online, maupun tawaran kerjasama penelitian dan pelatihan, penyusunan handsbook of local economy berisi tema-tema kajian yang relative lengkap. Diharapkan, lanjut Pak Catur, selama 3 tahun ke depan, sarana dan langkah-langkah yang bisa ditempuh dapat disiapkan secara bertahap.
Melalui pembentukan Twin-Center UNESCO ini, UGM diharapkan dapat membangun jejaring dengan mitra-mitra Universitas di berbagai penjuru dunia, antara lain melalui upaya sharing knowledge, ilmu/teori pengetahuan, dan kompetensi dari masing-masing institusi, untuk tujuan membangun dunia yang lebih baik, seperti yang menjadi fokus dalam Sustainable Development Goals.
Hadir dalam kegiatan tersebut tim Ahli dan peneliti PSEK, Dr. Ambar Pertiwiningrum, Dr. Samodra Wibawa, Dr. Dumairy, Dr. Rachmawan Budiarto, Oka Karyanto, M.Sc, yang berasal dari berbagai disiplin ilmu, serta beberapa peneliti dan asisten peneliti. Beberapa tema yang sempat menjadi perbincangan serius selama dua hari tersebut mencakup tema sektoral dan kewilayahan dari penelitian dan pemberdayaan yang telah lalu maupun tema yang menjadi rencana penelitian ke depan. (Reth)