Sabtu, 30 Januari 2021 Tim Pendampingan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PUSTEK) UGM berkunjung ke Semarang untuk menemui para peserta pelatihan dan pendampingan Gandeng Gendong UMKM. Tim pendampingan diketuai oleh Prof. Ambar Pertiwiningrum, serta beranggotakan Prof. Catur Sugiyanto, Prof. Lilik Sutiarso, dan Dr. Alva Edy Tontowi. Acara dimulai pada pukul 16.00, bertempat di UMKM Center Jawa Tengah. Pertemuan ini dihadiri oleh 11 peserta UMKM dari Kabupaten dan Kota Semarang, serta satu peserta dari Kabupaten Demak.
Pengolahan makanan/kuliner menjadi usaha yang ditekuni oleh sebagian besar peserta, beberapa peserta lain menggeluti usaha pakaian. Beberapa usaha sudah dirintis sejak belasan tahun lalu, dan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Adanya pandemi memberi dampak besar bagi usaha mereka. Usaha yang telah berkembang belasan tahun dengan pendapatan yang cukup besar, mendadak mengalami penurunan omzet yang cukup tajam.
Banyak usaha yang tutup atau berhenti beroperasi saat pandemi. Namun tidak sedikit pula yang bertahan dan bahkan berkembang lagi setelah menyesuaikan diri. Para peserta yang hadir di pertemuan ini adalah contoh pelaku UMKM yang masih bertahan di masa pandemi. Berbagai cara dan inovasi dilakukan oleh para peserta untuk bertahan. Salah satu cara yang paling banyak dilakukan adalah mencoba beralih ke pemasaran daring melalui media sosial dan marketplace. Meskipun banyak yang baru belajar pemasaran daring, namun hasil yang didapat cukup memuaskan. Ada juga salah satu peserta yang beralih dari bisnis pariwisata ke bisnis kuliner karena sepinya kunjungan wisatawan saat pandemi.
Pak Alva mengatakan bahwa UMKM memang harus bisa mengubah/memodifikasi produknya sesuai dengan kebutuhan pasar. Beliau juga menambahkan bahwa di saat pandemi seperti ini, pemasaran/penjualan offline harus diubah menjadi online. Pak Lilik menambahkan bahwa penjual harus memerhatikan kondisi produknya sebelum dikemas dan kemudian dijual/dikirim ke konsumen. Jangan sampai pembeli kecewa karena produk yang diterima rusak atau dalam kondisi tidak layak.
Menurut Pak Catur, banyak UMKM yang memiliki daya tahan tinggi terhadap krisis sebagai contohnya adalah peserta yang hadir. Para pengusaha tersebut pada umumnya telah memiliki strategi untuk dalam menghadapi krisis, hanya saja kemampuan tersebut perlu diasah. Pelatihan dan pendampingan UMKM yang diselenggarakan PSEK UGM bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri menjadi salah satu cara untuk dapat meningkatkan dan mengasah kemampuan para pegiat UMKM.
Kegiatan pertemuan dengan para pegiat UMKM, dilanjutkan kembali pada hari Minggu, 1 Februari 2021 di Pati. Tim pendampingan mengundang peserta pelatihan yang bertempat tinggal di Kabupaten Kudus, Pati, dan Rembang. Pertemuan ini dimulai pada pukul 11.30, diikuti oleh enam pegiat UMKM yang berasal dari ketiga kabupaten tersebut.
Pertemuan ini cenderung informal dan berlangsung cukup cair karena hanya diikuti sedikit peserta dan berlokasi di tempat umum. Para peserta membawa produk masing-masing dan memperkenalkannya ke forum. Mereka juga cerita tentang perjalanan singkat usahanya, termasuk upaya dalam mengatasi dampak pandemi.
Diskusi ringan pun berlangsung antara tim pendamping dengan para peserta selama kurang lebih tiga jam. Peserta mendapat masukan tentang cara penjualan daring dan pengemasan. Para peserta cukup antusias dalam mengikuti diskusi ini. Meskipun mengalami penurunan omzet yang cukup drastis, namun mereka tampak tetap semangat untuk melanjutkan usahanya dengan berbagai inovasi yang dilakukan.