Salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi concern di Indonesia adalah terkait pengentasan kemiskinan dan kelaparan. Dua hal ini masih menjadi tantangan negara Indonesia yang berpenduduk hampir 250 juta orang tersebar di berbagai pulau.Tercatatat BPS ada 25,95 juta penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Terdapat berbagai program pengentasan kemiskinan di Indonesia salah satunya yang dilakukan oleh Kementeriaan Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal
ekonomi kerakyatan
UC- UGM, Jumat, 30 Agustus 2019, Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) mengadakan workshop konsinyering bertema: Persiapan Pembentukan Twin Center/UNESCO Chairs and Leadership Academy, dengan focus pada pengembangan ekonomi lokal. Gagasan dan institusionalisasi inisiatif tersebut diharapkan menjadi wujud kontribusi UGM dalam mencari solusi memecahkan persoalan-persoalan strategis bangsa Indonesia, termasuk bangsa-bangsa lain di dunia.
Prof. Dr. Catur Sugiyanto, yang menjadi Ketua Tim Pelaksana
Sekolah Pasar Rakyat (SPR) Trenggalek terselenggara atas kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) Universitas Gadjah Mada. Program yang dilaksanakan pada tahun 2016 ini berlokasi di Pasar Burung Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Komoditas utama di Pasar Burung adalah burung, makanan burung, sangkar, aksesoris burung, sepeda kayuh, suku cadang motor, bengkel, dan aksesoris motor. Salah satu alasan pihak Pemerintah Daerah memandatkan Program Sekolah
“Buku, yang berisi landasan pikir dan pelaksanaan Sekolah Hijau di tiga desa di Jambi dan Solok Selatan, telah memberikan pelajaran berharga, baik bagi pengembangan Sekolah Hijau di ketiga desa maupun bagi kemungkinan replikasinya di desa-desa lain di Indonesia.”
Prof. Dr. Ir. M. Maksum Machfoedz, M.Sc. (Wakil Ketua Umum PBNU dan Ketua Streering Commitee Konsorsium KEMALA)
Penerbitan buku “Sekolah Hijau: Alternatif Model Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan” ini merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban